Tuesday, October 13, 2015

Manusia, Tuhan dan Alam Semesta


Tuhan menciptakan alam semesta ini dengan cinta. Dan dengan cinta pulalah, Dia mengijinkan segala sesuatu terjadi di alam semesta.

Penciptaan Alam Semesta

Sepanjang siklus waktu Tuhan yang abadi Tuhan menciptakan alam semesta bukan dari suatu ketiadaan melainkan dari keadaan. Dari keadaannya yang bebas Tuhan menyatukan benih-benih alam semesta melalui keterikatan mereka satu sama lainnya. Tuhan menciptakan semesta ini dalam batasan bingkai Hukum Keniscayaan, Hukum Sebab Akibat dan Hukum Dualitas yang pernah Dia ciptakan sebelum semesta ini ada.

Segala dualitas semesta yang diciptakan Tuhan ini selalu ada dan selalu dalam kekekalannya. Mereka membentuk alam semesta ini karena efek hukum keniscayaan semesta menciptakan rantai keterikatan-kebebasan yang terjadi berulang-ulang selamanya. Inilah penyebab adanya siklus alam semesta yang tak berawal dan tak berakhir.
Dualitas materi-nonmateri niscaya akan mengalami keterikatan dan kebebasan secara berulang karena adanya hukum sebab akibat. Keterikatan dengan unsur yang satu menyebabkan mereka terbebas dari unsur yang lain. Tarikan demi tarikan yang silih berganti menjadi siklus keterikatan-kebebasan inilah yang menyebabkan semesta ini selalu hidup dalam keberadaannya.

Sebelum alam semesta ini ada dalam wujudnya sekarang, mereka adalah benih dualitas yang menyatu dengan diri Tuhan dalam wujud yang sangat kecil bagiNya.  Mereka bergerak mendekat pada Tuhan sejak masa kehancuran semesta terjadi lalu terserap ke dalam diriNya. Saat mendekat inilah dualitas semesta raya yang mengecil itu kembali menjadi benih semestaNya.

Selanjutnya semua inti dualitas itu; material-spiritual, energi material-energi spiritual, kembali bersatu untuk menjadi suatu benih semesta raya. Benih inilah kemudian segera membelah diri dan berkembang menjadi semesta raya untuk memulai kembali kehidupan barunya.  Inilah siklus kesemestaan Tuhan, dari ada menjadi tiada dan kembali ada.

Meski Tuhan menyatakan bahwa setelah kehancuran semesta mereka kemudian terserap menjadi benih semesta ke dalam diriNya, tidak berarti bahwa pada saat membelah kembali menjadi semesta raya ini mereka keluar dari diriNya. Tidak.  Tidak ada yang pernah keluar dari diri Tuhan. Mereka selalu berdiam dalam diri Tuhan, selamanya. Mereka ada dalam diri Tuhan dan Tuhan ada dalam diri mereka semua.

Alam semesta ini adalah kreasi Tuhan karena Dia adalah keindahan.  Alam semesta ini selalu saling menjaga karena Dia adalah cinta kasih. Tuhan menjaga keabadian semesta ini melalui proses penciptaan, pemeliharaan dan penghancuran. Apa yang selalu Tuhan ciptakan, pelihara dan hancurkan tak lain adalah keterikatan. Keterikatan antara material dan material, material dan spiritual, serta spiritual dan spiritual.  Tuhan menghancurkannya agar terjadi kebebasan, agar dari kebebasan itu Dia bisa menciptakan keterikatan lagi.

Dengan cara ini Tuhan menciptakan alam semesta yang berisi kehidupan dan kematian sebagai rangkaian peristiwa di dalamnya.

Manusia

2 substansi dasar yang membentuk manusia adalah tubuh dan roh. Sebuah tubuh tidak akan hidup tanpa ada roh di dalamnya. Tubuh ini bisa dianalogikan sebagai bajunya roh. Dan roh menggunakan tubuh sebagai wadah untuk mengalami realitas kepadatan ke-3 di Bumi (tapi saat ini, bumi sedang menuju ke kepadatan yang lebih tinggi).

Roh adalah bola kesadaran, yang terbuat oleh zat cahaya eterik semesta, substansi keilahian. Roh adalah makhluk-makhluk murni di dalam kumpulan wadah halus non fisik transparan. Semua roh diciptakan secara serentak dan tercipta dengan unsur inti yang sama, yaitu : energi. Keinginan roh adalah untuk mengalami keilahianNya dalam keberadaan fisik karena diharapkan dengan demikian dapat meningkatkan evolusinya lebih cepat ketimbang dengan hanya mempertahankan keberadaanNya sebagai roh semata.

Dalam keberadaannya di dunia fisik, sejatinya kita semua dikaruniai dengan free will untuk membuat pilihan baik atau buruk, untuk berevolusi atau tidak sama sekali, untuk berada di dalam kepadatan dimensi ke-3 ini selamanya atau hanya dalam kehidupan kali ini saja. Jadi, sesunggguhnya setiap roh diciptakan sama rata pada awalnya, namun yang menjadi tidak sama merata pada saat ini adalah perkembangannya.

Semua roh memiliki potensi untuk menjadi maha roh atau roh yang besar, itu semua tergantung dari masing-masing roh itu sendiri. Hal ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan siapa orang tua atau garis keturunan, kondisi lingkungan sosial dan genetik atau di mana kita dilahirkan. Semuanya tergantung dari pilihan-pilihan yang kita buat pada setiap reinkarnasi kita. Semua tergantung dari prioritas kita pada saat ini. Semua tergantung dari keinginan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Pada dasarnya ini semua terkait dengan energi dan pilihan untuk mengembangkannya sesuai dengan apa yang menjadi keinginan dan prioritas kita . Energi adalah bahan dasar dari setiap dari kita. Semua roh memiliki porsi energi yang sama.

Macam-macam Roh Berdasarkan Tingkat Kesadarannya

Roh-roh muda cenderung menghamburkan energiNya untuk mengeksplorasi hal-hal fisik, sedangkan roh-roh yang lebih tua menggunakan cadangan energiNya yang lebih sedikit itu untuk seputar hal-hal spiritual dengan tujuan meningkatkan kesadaranNya. Semuanya adalah pilihan, tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk. Setiap Roh adalah unik dan sudah mengarungi banyak keberadaan fisik lewat rangkaian rantai reinkarnasinya masing-masing dan sudah belajar begitu banyak hal yang berbeda dari setiap fase siklus kehidupannya.

Baby Souls
Baby souls atau roh-roh yang baru saja menitis di Bumi. Karena baru menitis, tentu saja mereka memiliki misi dan visi yang sangat berbeda dengan roh-roh lain yang mungkin sudah berada di penghujung pengalamannya sebagai manusia. Baby souls memiliki satu agenda mutlak, yaitu untuk surviving. Oleh karena itu sering kali mereka terlahir di daerah atau lingkungan yang susah dan menantang.

Average Souls
Adalah kelompok roh yang sudah memiliki pengalaman ratusan dan beberapa ribu tahun kehidupan. Sekitar 90% roh-roh yang menitis di dunia saat ini berada di tataran frequensi kelompok ini. Mereka menggunakan kehidupan mereka untuk bersenang-senang, mengejar uang, ambisi, status dan reputasi. Hal-hal yang menyenangkan mereka ada di seputar pertandingan olah raga, fighting, debat kusir, kebencian, teroris, keserakahan dan hawa nafsu. Mereka dikontrol oleh energi cakra kedua dan ketiga (seks dan solar plexus). Singkatnya mereka mencari kebahagiaan di hal-hal fisik dan materi. Mereka adalah kelompok roh yang bising, gaul dan menarik. Dunia ada di dalam genggaman mereka untuk saat ini.

Mature Souls
Mature souls terbentuk oleh pengalaman reinkarnasi sekitar ribuan dan puluhan ribuan tahun lebih banyak dari Average souls. Kelompok roh ini sudah belajar banyak dari pengalaman untuk survive dan memuaskan hasrat duniawi mereka. Dalam kehidupannya kali ini mereka mulai beranjak dari keinginan untuk memuaskan diri sendiri ke keinginan untuk membantu orang lain. Kelompok roh ini memiliki kemampuan untuk menaikkan energi mereka ke chakra jantung dan dengan demikian mereka akan memiliki rasa empati yang tinggi terhadap sesama dan lingkungannya. Mature Souls sebenarnya juga masih membutuhkan eksis di kelompok-kelompok sosial dan pergaulan. Tetapi hal ini didasarkan oleh keinginan untuk sharing dan semangat saling menguatkan bukan saling pamer ego dan debat kusir seperti yang ada di kelompok sebelumnya. Kelompok roh ini akan mulai menjadi peka terhadap energi yang ada di sekelilingnya, beberapa diantara mereka dikarenakan oleh hubungan yang sangat kuat dengan kesadaran yang lebih tinggi, beberapa juga memiliki kelebihan-kelebihan tertentu. Banyak diantara mereka mulai memiliki kemampuan untuk melihat dan berkomunikasi dengan makhluk-makhluk cahaya. Pada perkembangan di fase ini, roh-roh menjadi sangat peka dan sensitif yang kemudian membuat mereka untuk menarik diri dari pergaulan dan eksistensi duniawi yang bising, tidak teratur dan tidak berguna untuk perkembangannya. Ambisi, hawa nafsu dan keinginan fana mengalami penurunan drastis pada fase ini. Kelompok ini ada di sekitar 5 persen populasi dunia.

Advance Souls
Advanced souls telah menitis sekitar puluhan ribu tahun lebih banyak lagi dari kelompok sebelumnya. Kelompok roh ini akan mendedikasikan energi yang ada di dirinya di area-area pembelajaran spiritual dan pemahaman yang lebih tinggi. Banyak diantara mereka yang memilih untuk menjadi guru spiritual, guru-guru besar kemanusiaan dan orang-orang suci. Kelompok roh ini mewarisi pemahaman spiritual yang luas dari pengalaman kehidupan-kehidupan sebelumnya.

Perkembangan Roh atau Jiwa

Kelihatannya anda berkembang kembali menuju Sang Sumber, tetapi dalam kenyataannya, tidak ada hal yang berkembang untuk kembali menuju Sang Sumber, karena, jika menggunakan analogi anak yang lahir, sebagai anak yang tumbuh, apakah dia mencoba untuk kembali ke dalam rahim ibunya saat tumbuh dewasa? Semoga tidak, dan jika ia terus mencoba untuk kembali ke dalam rahim ibunya, ini adalah gangguan psikologis yang buruk, bukan? Namun, sebagai anak yang tumbuh, ia akan menjadi lebih dan lebih seperti orang tuanya. Ia mulai terlihat lebih dan lebih seperti mereka, berbicara lebih dan lebih seperti mereka, dan dia keluar ke dunia dan melakukan banyak hal yang orang tuanya lakukan. Dia mengerti apa yang dimengerti orang tuanya.

Jadi saat anda berevolusi dari kepadatan 8 ke-12, anda menjadi lebih dan lebih seperti pencipta anda, seperti orang tua Ilahi anda. Jadi evolusi dalam keadaan alami secara individualitas hanya sampai pada kepadatan ke-7, yang adalah bagaimana anda pertama dilahirkan sebagai jiwa individu - anda datang ke dalam kepadatan ke-7 sebagai jiwa individu, dan anda mulai berkembang dan tumbuh melalui 8, 9, 10 , 11 dan 12 kepadatan. Ketika anda mencapai tingkat kepadatan 12, Anda menjadi dikenal sebagai Tuhan Pencipta - anda dapat ‘mencipta’ seperti orang tua anda-anda menjadi Pencipta dalam dirinya sendiri, mampu menciptakan alam semesta secara keseluruhan. Yang pada kenyataannya, anda memang pencipta alam semesta.

Manusia, Tuhan dan Alam Semesta

Berpikir bahwa manusia adalah elemen terpenting di alam semesta adalah hal yang menggelikan. Jika kita berbicara tentang Tuhan dan alam semesta, kita tidak bisa untuk menghilangkan eksistensi roh dan hukum-hukum yang mengatur alam semesta itu sendiri.

Bahwa kemudian kita tahu bahwa ada jeda waktu 'kosong' yang begitu lama antara terciptanya alam semesta dengan terbentuknya bumi atau bahkan manusia, pada kenyataannya alam semesta ini terdiri dari sangat banyak galaksi. Galaksi kita, Bima Sakti, terdiri dari ratusan miliar bintang. Bintang adalah pusat tata surya, dalam tata surya kita, bintang itu adalah Matahari. Jika ada begitu banyak bintang di dalam satu galaksi, berapa banyak planet yang ada di dalam sebuah galaksi? Apakah planet-planet itu bisa ditinggali? Mungkin anda akan menyanggah bahwa cuma segelintir planet seperti Bumi yang bisa ditinggali. Kata 'ditinggali' hanya berasal dari sudut pandang manusia yang mempertanyakan kemampuannya untuk survive di planet itu.

Faktanya, planet-planet yang menurut manusia tidak dapat ditinggali karena ketiadaan syarat yang mendukung kehidupan, planet-planet itu ditinggali. Loh, kok bisa? Ya bisa. Setiap jiwa berevolusi menuju ke kepadatan yang lebih tinggi. Term & conditions kehidupan di setiap kepadatan berbeda-beda. Dari sini, kita mengenal istilah Alien atau Ekstraterrestrial atau Entitas Luar Bumi (ELB). Seperti halnya manusia, ELB juga ada yang baik dan ada yang kurang baik.  Tentu saja ELB ini tidak selalu berasal dari kepadatan yang lebih tinggi. Ada yang masih berada di kepadatan ke-3 tapi dengan pengetahuan dan teknologi yang berkali lipat lebih maju dari peradaban manusia modern seperti kita saat ini.

Planet dan roh juga berevolusi menuju ke kepadatan yang lebih tinggi. Tapi proses evolusi ini tidak terjadi secara serempak seperti pemutaran film box office di bioskop. Ada sistem yang maha sempurna yang mengaturnya, sehingga semua sesuai dengan track dan tepat waktu. Istilah kerennya, fine-tuned. Mungkin penjelasan ini bisa membuat pertanyaan tentang jeda waktu kosong diatas menjadi masuk akal/ make sense.

Solar flare, bencana alam dan semua hal yang terjadi di alam semesta adalah kejadian yang mengiringi proses evolusi. Semua hal itu juga berhubungan dengan karma dari roh itu sendiri, baik secara individual atau kolektif. Jadi, manusia atau tubuh manusia, hanyalah salah satu sarana roh untuk mengalami realitas dalam bentuk kepadatan.

Jadi, sepenting apakah manusia jika dilihat dari sudut pandang Alam Semesta? Apakah roh cuma mengalami satu kali kehidupan (bagi orang-orang yang skeptis tentang reinkarnasi)? Apakah tujuan roh mengalami realitas kehidupan di Bumi hanya untuk mencapai surga dan mendapat unlimited privilege access  untuk segala kesenangan yang tak berujung, kemewahan yang halal,  pengalaman seksual tanpa batas dengan gadis-gadis yang selalu perawan atau pria-pria yang tidak pernah bilang 'tidak' dan tidak pernah merasa lelah? Seperti itukah tujuan roh menjalani realitas kehidupannya yang sekarang?

Semua ini bukanlah tentang Tuhan, alam semesta dan manusia, tetapi tentang Tuhan, alam semesta dan jiwa atau roh.

Artikel saya ini akan saya tutup dengan quote dari Sir Arthur C. Clarke :
“... dan jika hierarki jagat raya tersingkap untuk kita, kita bisa jadi harus mengakui kebenaran yang menakutkan ini : jika ada tuhan-tuhan apapun yang perhatian utama mereka hanya organisme manusia, tuhan-tuhan semacam ini bukanlah tuhan-tuhan yang sangat penting.”  

..........

Please, wake up...

Sumber :
Saat Semesta Bicara, Wayan Mustika
Evolusi Roh, Sonny Sumarsono Wuryadi
The Founders
thanksforthisawareness.co.urs

No comments:

Post a Comment