Friday, December 4, 2015

PIKIRAN DAN CACAT BAWAAN EKSISTENSI

Adalah fakta bahwa kita masing-masing memiliki cacat bawaan eksistensi. Cacat bawaan eksistensi adalah kecenderungan dasariah yang melekat pada keberadaan kita sebagai manusia yang menyimpang dari apa yang utuh, murni, benar, baik, dan indah. Kecenderungan dasariah itu bernama dosa (kotoran batin, pelanggaran dan kejahatan), dukkha (kesakitan dan kenikmatan) dan maya (penyimpangan, kesesatan, dan kepalsuan).

Bukankah tidak sulit menemukan manifestasi dari cacat bawaan kita? Kebiasaan buruk seperti takut, mudah tersinggung, suka galau, gampang marah adalah contohnya. Berbicara buruk tentang orang lain, malas, suka mencuri, mengumbar nafsu keinginan, serakah adalah contoh yang lain.

Darimanakah cacat bawaan eksistensi ini berasal? Cacat bawaan ini berasal dari pikiran. Tidak ada dosa, dukkha dan maya tanpa melibatkan pikiran karena pikiran itu sendiri adalah sumbernya.

Dari pikiran timbul ucapan dan perbuatan. Namun pikiran lebih buruk daripada ucapan dan perbuatan. Mungkin Anda merasa harus bersikap sopan atau manis-manis di depan orang, tetapi dalam pikiran mungkin Anda bersikap sangat kasar. Atau mungkin Anda tidak berani berucap atau berbuat di muka umum, namun dalam pikiran siapa yang tahu?

Pikiran juga lebih berbahaya daripada ucapan dan perbuatan. Sebelum Anda mengatakan atau berbuat, begitu pikiran Anda sangat buruk, maka energi keburukan sudah menyebar di sekitar Anda. Pikiran adalah energi yang bervibrasi dan menyebar jauh lebih cepat dibanding ucapan atau perbuatan dengan tubuh Anda. Dan ketika pikiran sudah sedemikian buruk, ucapan dan perbuatan hanyalah wujud yang tampak dari kekuatan energi keburukan yang tidak tampak. Karena itulah pikiran sangat berbahaya.

Pikiran, ucapan dan perbuatan buruk pasti membawa akibat buruk. Oleh karena itu, kita perlu sadar, berjaga, awas atau waspada setiap saat.

Johanes Sudrijanta SJ.

No comments:

Post a Comment